Sabtu, 24 Januari 2015

Special Untuk Calon Imam (dimana-pun anda berada)

Assalamualaikum

Sejak kemarin , kita dihebohkan dengan pemberitaan di media massa mengenai penangkapan wakil ketua KPK Bambang Widjayanto. Jadi ceritanya baru tau ada berita itu sekitar pukul 16.00 karena siangnya sibuk nyekrip berjamaah bareng Dian . Sepulangnya dari tugas suci tersebut disambut ibu yang heboh cerita drama penangkapan yang macem teroris itu hoho. Jadilah kami berdua duduk manis depan tipi sambil ngomel (eh yang ngomel ibu, bukan saya). Sedih banget dari dulu terjadi upaya pelemahan KPK . Mau jadi apa negeri ini kalau KPK dilemahkan? Masih inget juga dulu Antashari Azhar dijegal dan sekarang masih meringkuk di penjara (liat juga episode kick Andy minggu lalu yang mewawancarai Antashari Azhar). Kecewa juga sama Pak Jokowow, iya mungkin dia kaya makan buah simalakama, mau bela partai yang udah sukses mengantarkan dia jadi orang nomor satu eh nanti rakyat marah-marah. Mau bela rakyat dan KPK eh nanti dijewer emaknya. Alhasil sikapnya Pak Jokowow ya seperti itu, normatif. Meskipun rakyat udah turun ke jalan, berkumpul di KPK, dan grebek Bareskrim masih belum bisa menggerakkan hati Pak Jokowow kita ini. Gimana kalau Bapak shalat istikharah aja biar dituntun memberikan keputusan yang bener bener, benar. Ah yasudahlah kita liat nanti. Sebagai rakyat ya cuma bisa doa, iya toh.

Iseng-iseng baca-baca beranda FB eh nemu postingan mengenai kasus yang sama hanya saja dilihat dari sisi yang berbeda yaitu sisi parenting. Penulisnya adalah pakar parenting Ibu Septi Peni. Gatau Ibu Septi Peni? Duh buruan gugling deh ya... Ini dia postingannya yang In Sya Allah bermanfaat untuk para calon imam dimanapun anda berada.

BELAJAR SOSOK IMAM KELUARGA DARI SEORANG BAMBANG WIDJOYANTO
Kemarin sampai pagi ini kita dikejutkan oleh berita heboh tertangkapnya seorang wakil ketua KPK oleh tim dari Bareskrim Mabes Polri saat mengantar anaknya sekolah.
Saya tidak tertarik membahas sisi politiknya, karena politik itu berkaitan dg kepentingan, bukan lagi urusan benar dan salah.
Dalam kasus ini saya justru tertarik dari sisi parenting. Ada message Allah s.w.t yang dititipkan lewat kasus ini, yaiti kita diminta melihat bagaimana srorang sosok ayah mendidik anaknya.
Mari kita cermati bersama

a. Pak Bambang ditangkap saat mengantar anaknya yg keempat sekolah, masih usia SD, ditemani anak ketiganya yg mau kuliah. Berita terkait hal ini bisa dilihat di

Learning point : sesibuk apapun seorang ayah tidak akan melewatkan moment penting yg akan dikenang anak sampai besar. Salah satunya adalah perbincangan di mobil selama perjalanan ke sekolah.
b. Pak Bambang saat ditangkap dan "diborgol"oleh pihak bareskrim disaksikan dari awal hingga akhir oleh putri ketiganya yg sudah berusia 20 th.
Learning point : seorang ayah harus berani menancapkan memory kuat ke anak yang sudah aqil baligh, untuk tidak takut menanggung resiko, dan berani mengatakan benar meskipun itu pahit.
c. Pak Bambang dalam kondisi diborgol, di mobil yang penuh dg tim bareskrim, meminta anak perempuannya untuk duduk di pangkuan dia dan ikut sampai ke Bareskrim
Learning point : Dalam kondisi seburuk apapun, imam keluarga tetap bertugas menjaga iman dan kehormatan diri, anak, dan keluarganya.
d. Selama ditahan di bareskrim anak perempuannya setia mendampingi, justru muncul percakapan antara ayah dan anak ttg pra peradilan, proses tersangka dan proses hukum lainnya.
Learning point : seorang imam keluarga selalu memaknai semua moment baik indah maupun buruk, sebagai moment belajar untuk anak dan istrinya.
e. Saat anak dan istrinya ditanya wartawan, terlihat tegar, dan mengatakan "ini konsekuensi dari pekerjaan ayah"
Learning point: seorang imam keluarga harus mendidik anak dan istrinya menjadi pribadi yg tangguh, mendidik mereka agar bisa mandiri dan siap dengan segala kemungkinan
f. Pak Bambang tidak mau makan dan minum makanan dari Bareskrim
Learning point : seorang imam keluarga wajib memiliki "skeptical thinking" tidak mudah percaya, walaupun berada dalam tekanan.
g. Pak Bambang tadi pagi, jam 4.15 akhirnya sampai rumah dan bertemu dg anak dan istrinya. Kemudian yg beliau lakukan mencium kening anak dan istri, berganti baju koko, dan mengajak anak laki-lakinya jamaah sholat subuh di masjid.
Learning point : apapun kondisinya, seorang imam keluarga akan fokus pada masa depan, tidak terbelenggu dg masa lalu, segera "move on" melakukan peluang pahala berikutnya, terlebih dlm meninggalkan jejak pengalaman untuk anaknya.
Selama misi hidup seseorang belum selesai, yakinlah pasti Allah akan selalu memberikan tantangan untuk menaikkan kelas derajat hidupnya dan keluarganya.
Allah tidak akan membebani hambaNya, melainkan sesuai dg kemampuannya.
Pak Bambang yang ahli hukum dan sangat peduli pada keluarganya pasti akan mendapatkan tantangan hidup di kedua hal itu tidak mungkin yang lainnya.
Apa materi hidup yg sedang anda kuasai saat ini?, siapkan diri dan keluarga unt mendapat soal ujian di bidang tersebut.
Latih menjadi sosok yang tangguh mulai hari ini, karena tangguh itu menular
Happy weekend,
Salam Ibu Profesional,
/Septi Peni/


0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Template by YummyLolly.com - Header made with PS brushes by gvalkyrie.deviantart.com